Wednesday, December 2, 2009

BABY JIM ADITYA : "1 DESEMBER BUKAN CELEBRATION"



ini adalah tulisan saya pada saat saya masih ada di dunia kampus dan berkecimpung didalam organisasi yang bergerak di bidang JURNALISTIK yaitu MEDIA PUBLICA. kebetulan waktu itu saya mendapat tugaas menjadi reporter untuk meliput Profil dari seorang aktivis bernama BABY JIM ADITYA. Berikut sepenggal dari tulisannya yang mana sangat pas sekali untuk saya masukkan karena sekarang adalah bulan desember bertepatan dengan HARI AIDS SEDUNIA>>>



Bulan Desember bisa dibilang adalah bulannya AIDS karena tepat tanggal 1 Desember Hari AIDS sedunia dicanangkan. AIDS itu sendiri adalah suatu epidemik yang sudah mengglobal, yang laju penyebarannya sangat cepat sekali dengan atau tanpa kita sadari. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefiency Virus), yaitu suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan atau daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit. Jika seseorang sudah HIV positif, maka di tubuh orang tersebut akan timbul sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena kekebalan tubuh menurun, oleh karena adanya virus HIV di dalam darah. hal ini disebut dengan AIDS (Acquired Immune Defiency Syndrome).

Di Indonesia sendiri, ODHA (orang dengan HIV/AIDS) yang terdaftar di Departemen Kesehatan sudah sebanyak 18.000 orang (tahun 2008), namun itu hanya yang terdaftar. Artinya, data tersebut diambil hanya dari orang-orang yang melapor. Sedangkan, menurut data terakhir, pengguna narkoba suntik di Indonesia adalah 800.000 orang, dan penyebaran virus HIV tidak hanya melalui jarum suntik jarum saja, melainkan dari hal-hal kecil sehari-hari seperti; penggunaan gunting kuku bersama-sama, pisau cukur yang belum disterilkan, jarum suntik imunisasi yang dipakai berkali-kali, alat facial wajah yang tidak disterilkan, dll. Bisa dibayangkan berapa banyak orang-orang yang belum mendaftar atau bahkan belum sadar bahwa besar kemungkinan mereka HIV positif.

Namun ditengah maraknya kekhawatiran terhadap epidemi ini, tentulah ada sekelompok orang yang peduli terhadap penderita HIV/AIDS, yang turun tangan langsung untuk memperbaiki keadaan. Salah satunya adalah Baby Jim Aditya.



Multi talented woman kelahiran 5 Desember 1962 ini adalah anak sulung dari tujuh bersaudara. Bisa dibilang, Baby Jim Aditya sudah berkecimpung di ranah ini selama puluhan tahun, dan memiliki segudang kegiatan menyangkut kegiatan kemanusiaan khususnya mengenai permasalah AIDS.

Awal mula Baby Jim Aditya terjun kedalam dunia ini adalah sewaktu ia bekerja di Jakarta sebagai penyiar radio Prambors sekitar tahun 1980an. Dimana pada waktu itu Baby yang bertempat tinggal di Cibinong-Bogor, harus berangkat jam 6 pagi dari rumah, untuk bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, kemudian lanjut lagi mengikuti kegiatan teater, yakni Teater Koma sampai sekitar tengah malam, setelah itu baru ia pulang kerumahnya di Cibinong. Pada perjalanan ke terminal satu ke terminal lain itulah ia melihat peristiwa-peristiwa yang secara tidak langsung mengasah sensitifitas kepada masalah sosial. Ia juga mendapat informasi kalau ada penyakit baru yang merambah dunia yakni AIDS, dari majalah Billboard, Rolling Stones. Di radio Prambors, 'Mba Baby' -demikian salah satu panggilan akrabnya- dengan partner siarannya; Pak Sarlito memiliki program acara berjudul 'Seks Bukan Cinta', yang mana pada saat itu masyarakat masih belum berani ngomongin seks. Sehingga mendapat masukkan-masukkan dari teman-teman kawula muda (sebutan pendengar Prambors), bagaimana perilaku seks pada zaman itu dan ternyata sudah sangat beresiko sekali.

Sejak saat itu, Baby Jim Aditya bersama suaminya Jim Aditya, sudah banyak memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada ODHA di bebagai macam tempat. Baik di sekolah-sekolah, seminar-seminar, bahkan di tempat-tempat beresiko seperti Kramat Tunggak, Rumah Sakit Jiwa, Penjara, dll. penyuluhannya tidak hanya sejam atau dua jam tetapi bisa sampai menginap berhari-hari untuk menyadarkan perilaku masyarakat. Sampai suatu ketika Baby dengan JIm Aditya mendapat ide untuk mengundang Liz Taylor ke Jakarta dengan harapan agar bisa berbicara di depan masyarakat Indonesia akan bahayanya penyakit AIDS. Tapi itu hanya menjadi harapan saja rencananya tidak dapat diwujudkan karena terkendala akan sponsor.

Penyuluhan yang dilakukan Baby Jim Aditya bersama partisan lainnya ini adalah berdasarkan keseriusannya untuk mengubah perilaku masyarakat akan bahayanya penyakit tersebut. Berbeda dengan pemerintah yang mendukung dengan caranya sendiri. Dan semua kegiatan penyuluhan yang dilakukan Partisan (Partisipasi Kemanusiaan) -organisasi yang dikelola oleh Baby Jim Aditya- adalah murni kerja kerasnya dan tidak mendapatkan uang sepeser pun dari pemerintah.

"Di Indonesia ini hanya sedikit sekali yang peduli akan AIDS dan konsistensinya juga tidak bisa dibilang konsisten seumur hidup" aku aktivis yang menerima penghargaan MURI sebagai Pejuang AIDS paling konsisten.

Permasalahan mengenai isu HIV/AIDS di Indonesia makin kesini semakin kompleks. Menurut Baby Jim, salah satu cara untuk meminimalisir HIV/AIDS adalah dengan perubahan kurikulum, karena untuk mengubah perilaku manusia, tidak bisa hanya dengan penyuluhan yang dilakukan sekali setahun, melainkan harus menumpangi itu kedalam sesuatu yang sifatnya besar dan menyeluruh, yaitu kurikulum yang diberikan secara sedikit-sedikit namun dalam jangka panjang.

Kendala lain dalam menghadapi isu HIV/AIDS adalah sikap masyarakat yang kurang welcome terhadap HIV/AIDS. Beberapa menyangkal keberadaan virus HIV dan ODHA disekeliling mereka, dan juga ada yang menjauhi dan melakukan diskriminasi terhadap ODHA yang sebetulnya membutuhkan support dari masyarakat. Lalu sikap reaktif juga menjadi permasalahan, karena sebetulnya kita harus membudayakan sikap proaktif. Dan minimnya dukungan dari pemerintah.

Menanggapi hari AIDS sedunia, Baby Jim Aditya prihatin, menurutnya 1 Desember di Indonesia sudah kehilangan esensi, "kita seharusnya mengingat bahwa epidemi ini ada disekitar kita dan sudah masuk jauh ke rumah tangga-rumah tangga kita. Bukan hanya Celebration yang membuat lupa terhadap maknanya itu..."

"HIV/AIDS tidak selesai dengan Celebration, melainkan ada dalam perubahan perilaku dan perubahan perilaku dimulai dari perubahan mindset, dari perubahan persepsi terhadap sesuatu hal" demikian ungkap aktivis yang juga sebagai psikolog ini.

Wanita yang memiliki sifat persistence ini mengatakan bahwa modal utama untuk menjadi seorang aktivis adalah harus sabar dan persistence, ulet, tidak gampang menyerah. Jika menginginkan sesuatu, apaun
harus ditempuh.

4 comments:

  1. ini tulisan tahun kemaren kan ber..?!

    ReplyDelete
  2. betuul ini tulisan tahun kmaren, berhubung baru punya blognya sekarang, baru keingetan untuk di masukkin kesini. ga salah kan ya?

    ReplyDelete
  3. Hi Ber, salam kenal ya...
    kalo aku mau contact Baby jim Aditya gmana caranya ya, bisa bantukah?

    ReplyDelete
  4. mas berry< bisa minta contact person baby jim gk? sy mw undang beliau d acara sy d metro tv. terima kasih.

    ReplyDelete